Efek

Friday, March 15, 2013

Inilah Hubungan KA'BAH Dengan KIAMAT



Sesungguhnya rumah yang pertama dibangun untuk manusia beribadah adalah rumah yang di Bakkah (Makkah) yang diberkati dan menjadi petunjuk bagi manusia. (QS. Ali Imran: 96)

Kita mungkin pernah bertanya kenapa harus solat menghadap Kiblat, juga kenapa harus ada Ibadah Thawaf, Ini juga sering jadi perenungan manusia, seperti ini :


1. Ketika mempelajari Kaidah Tangan Kanan (Hukum Alam), bahwa putaran energi kalau bergerak berlawanan dengan arah jarum jam, maka arah energi akan naik ke atas akan naik ke atas. Arah ditunjukkan arah 4 jari, dan arah ke atas ditunjukkan oleh Arah Jempol.

Friday, January 28, 2011

Sang Muhaddits Ahlusunnah yang Didengki Kaum Wahabi

Sang Muhaddits Ahlusunnah yang Didengki Kaum Wahabi


Sayyid Muhammad bin Alawi al Maliki al Hasani Sang Muhaddits Abad Ini

sayyid muhammad alawy al malikiSayyid Prof. Dr. Muhammad ibn SayyidAlawi ibn Sayyid Abbas ibn Sayyid Abdul Aziz al-Maliki al-Hasani al-Makki al-Asy’ari asy-Syadzili lahir di Makkah pada tahun 1365 H. Pendidikan pertamanya adalah Madrasah Al-Falah, Makkah, dimana ayah beliau Sayyid Alawi bin Abbas al Maliki sebagai guru agama di sekolah tersebut yang juga merangkap sebagai pengajar di halaqah di Haram Makki. Beliau juga belajar kepada ulama-ulama Makkah terkemuka lainnya, seperti Sayyid Amin Kutbi, Hassan Masshat, Muhammad Nur Sayf, Sa’id Yamani, dan lain-lain. Sayyid Muhammad memperoleh gelar Ph.D-nya dalam Studi Hadits dengan penghargaan tertinggi dari Jami’ al-Azhar di Mesir, pada saat baru berusia dua puluh lima tahun.
Beliau kemudian melakukan perjalanan dalam rangka mengejar studi Hadits ke Afrika Utara, Timur Tengah, Turki, Yaman, dan juga anak benua Indo-Pakistan, dan memperoleh sertifikasi mengajar (ijazah) dan sanad dari Imam Habib Ahmad Mashhur al Haddad, Syaikh Hasanayn Makhluf, Ghumari bersaudara dari Marokko, Syekh Dya’uddin Qadiri di Madinah, Maulana Zakariyya Kandihlawi, dan banyak lainnya. Sayyid Muhammmad merupakan pendidik Ahlus Sunnah wal Jama’ah, seorang ‘alim kontemporer dalam ilmu hadits, ‘alim mufassir (penafsir) Qur’an, Fiqh, doktrin (‘aqidah), tasawwuf, dan biografi Nabawi (sirah).

Hubungan KA'BAH Dengan KIAMAT

Inilah Hubungan KA'BAH Dengan KIAMAT



Sesungguhnya rumah yang pertama dibangun untuk manusia beribadah adalah rumah yang di Bakkah (Makkah) yang diberkati dan menjadi petunjuk bagi manusia. (QS. Ali Imran: 96)

Kita mungkin pernah bertanya kenapa harus solat menghadap Kiblat, juga kenapa harus ada Ibadah Thawaf, Ini juga sering jadi perenungan manusia, seperti ini :


1. Ketika mempelajari Kaidah Tangan Kanan (Hukum Alam), bahwa putaran energi kalau bergerak berlawanan dengan arah jarum jam, maka arah energi akan naik ke atas akan naik ke atas. Arah ditunjukkan arah 4 jari, dan arah ke atas ditunjukkan oleh Arah Jempol.

Pedang Pedang Rosulullah Yang MENGAGUMKAN

Pedang Pedang Rosulullah Yang MENGAGUMKAN


1. Al Ma’thur
Pedang yang dimiliki oleh Nabi Muhammad SAW sebelum menerima wahyu yang pertama di Mekah. Pedang ini diberi oleh ayahanda beliau, dan dibawa waktu hijrah dari Mekah ke Medinah sampai akhirnya diberikan bersama-sama dengan peralatan perang lain kepada Ali bin Abi Thalib.

Sekarang pedang ini berada di Museum Topkapi, Istanbul. Berbentuk blade dengan panjang 99 cm. Pegangannya terbuat dari emas dengan bentuk berupa 2 ular dengan berlapiskan emeralds dan pirus. Dekat dengan pegangan itu terdapat Kufic ukiran tulisan Arab berbunyi: ‘Abdallah bin Abd al-Mutalib’

Fakta Mengagumkan tentang Adzan

Fakta Mengagumkan Tentang ADZAN


Adzan adalah media luar biasa untuk mengumandangkan tauhid terhadap yang Maha Kuasa dan risalah (kenabian) Nabi Muhammad saw. Adzan juga merupakan panggilan shalat kepada umat Islam, yang terus bergema di seluruh dunia lima kali setiap hari.

Betapa mengagumkan suara adzan itu, dan bagi umat Islam di seluruh dunia, adzan merupakan sebuah fakta yang telah mapan. Indonesia misalnya, sebagai sebuah negara terdiri dari ribuan pulau dan dengan penduduk muslim terbesar di dunia.

1 . Kalimat Penyeru Yang Mengandung "Kekuatan Supranatural"
Ketika azan berkumandang, kaum yang bukan sekedar muslim, tetapi juga beriman, bergegas meninggalkan seluruh aktivitas duniawi dan bersegera menuju masjid untuk menunaikan salat berjamaah. Simpul-simpul kesadaran psiko-religius dalam otak mereka mendadak bergetar hebat, terhubung secara simultan, dan dengan totalitas kesadaran seorang hamba (abdi) mereka bersimpuh, luruh dalam kesyahduan ibadah shalat berjamaah.

2. Asal Mula Yang Menakjubkan:
Pada jaman dulu, Rasulullah Saw. kebingungan untuk menyampaikan saat waktu shalat tiba kepada seluruh umatnya. Maka dicarilah berbagai cara. Ada yang mengusulkan untuk mengibarkan bendera pas waktu shalat itu tiba, ada yang usul untuk menyalakan api di atas bukit, meniup terompet, dan bahkan membunyikan lonceng. Tetapi semuanya dianggap kurang pas dan kurang cocok.

Adalah Abdullah bin Zaid yang bermimpi bertemu dengan seseorang yang memberitahunya untuk mengumandangkan adzan dengan menyerukan lafaz-lafaz adzan yang sudah kita ketahui sekarang. Mimpi itu disampaikan Abdullah bin Zaid kepada Rasulullah Saw. Umar bin Khathab yang sedang berada di rumah mendengar suara itu. Ia langsung keluar sambil menarik jubahnya dan berkata: ”Demi Tuhan Yang mengutusmu dengan Hak, ya Rasulullah, aku benar-benar melihat seperti yang ia lihat (di dalam mimpi). Lalu Rasulullah bersabda: ”Segala puji bagimu.”
yang kemudian Rasulullah menyetujuinya untuk menggunakan lafaz-lafaz adzan itu untuk menyerukan panggilan shalat.

3. Adzan Senantiasa Ada Saat Peristiwa2 Penting:
Adzan Digunakan islam untuk memanggil Umat untuk Melaksanakan shalat. Selain itu adzan juga dikumandangkan disaat-saat Penting. Ketika lahirnya seorang Bayi, ketika Peristiwa besar .

Peristiwa besar yang dimaksud adalah
- Fathu Makah : Pembebasan Mekkah merupakan peristiwa yang terjadi pada tahun 630 tepatnya pada tanggal 10 Ramadan 8 H, dimana Muhammad beserta 10.000 pasukan bergerak dari Madinah menuju Mekkah, dan kemudian menguasai Mekkah secara keseluruhan, sekaligus menghancurkan berhala yang ditempatkan di dalam dan sekitar Ka'bah. Lalu Bilal Mengumandangkan Adzan Diatas Ka'bah

- Perebutan kekuasaan Konstatinopel : Konstantinopel jatuh ke tangan pasukan Ottoman, mengakhiri Kekaisaran Romawi Timur. lalu beberapa perajurit ottoman masuk kedalam Ramapsan terbesar Mereka Sofia..lalu mengumandangkan adzan disana sebagai tanda kemenagan meraka.

4. Adzan Sudah Miliyaran kali Dikumandangkan:
Sejak pertama dikumandangkan sampai saat ini mungkin sudah sekitar 1500 tahunan lebih adzan dikumandangkan. Anggaplah setahun 356 hari . berarti 1500 tahun X 356 hari= 534000 dan kalikan kembali dengan jumlah umat islam yang terus bertambah tiap tahunnya. Kita anggap umat islam saat ini sekitar 2 miliyar orang dengan persentase 2 milyar umat dengan 2 juta muadzin saja. Hasilnya =

534.000 x 2.000.000 = 1.068.000.000.000 dikalikan 5 = 5.340.000.000.000

5. Adzan Ternyata Tidak Pernah Berhenti Berkumandang
Proses itu terus berlangsung dan bergerak ke arah barat kepulauan Indonesia. Perbedaan waktu antara timur dan barat pulau-pulau di Indonesia adalah satu jam. Oleh karena itu, satu jam setelah adzan selesai di Sulawesi, maka adzan segera bergema di Jakarta, disusul pula sumatra. Dan adzan belum berakhir di Indonesia, maka ia sudah dimulai di Malaysia. Burma adalah di baris berikutnya, dan dalam waktu beberapa jam dari Jakarta, maka adzan mencapai Dacca, ibukota Bangladesh. Dan begitu adzan berakhir di Bangladesh, maka ia ia telah dikumandangkan di barat India, dari Kalkuta ke Srinagar. Kemudian terus menuju Bombay dan seluruh kawasan India.

Srinagar dan Sialkot (sebuah kota di Pakistan utara) memiliki waktu adzan yang sama. Perbedaan waktu antara Sialkot, Kota, Karachi dan Gowadar (kota di Baluchistan, sebuah provinsi di Pakistan) adalah empat puluh menit, dan dalam waktu ini, (Dawn) adzan Fajar telah terdengar di Pakistan. Sebelum berakhir di sana, ia telah dimulai di Afghanistan dan Muscat. Perbedaan waktu antara Muscat dan Baghdad adalah satu jam. Adzan kembali terdengar selama satu jam di wilayah Hijaz al-Muqaddas (Makkah dan Madinah), Yaman, Uni Emirat Arab, Kuwait dan Irak.

Perbedaan waktu antara Bagdad dan Iskandariyah di Mesir adalah satu jam. Adzan terus bergema di Siria, Mesir, Somalia dan Sudan selama jam tersebut. Iskandariyah dan Istanbul terletak di bujur geografis yang sama. Perbedaan waktu antara timur dan barat Turki adalah satu setengah jam, dan pada saat ini seruan shalat dikumandangkan.

Iskandariyah dan Tripoli (ibukota Libya) terletak di lokasi waktu yang sama. Proses panggilan Adzan sehingga terus berlangsung melalui seluruh kawasan Afrika. Oleh karena itu, kumandang keesaan Allah dan kenabian Muhammad saw yang dimulai dari bagian timur pulau Indonesia itu tiba di pantai timur Samudera Atlantik setelah sembilan setengah jam.

Sebelum Adzan mencapai pantai Atlantik, kumandang adzan Zhuhur telah dimulai di kawasan timur Indonesia, dan sebelum mencapai Dacca, adzan Ashar telah dimulai. Dan begitu adzan mencapai Jakarta setelah kira-kira satu setengah jam kemudian, maka waktu Maghrib menyusul. Dan tidak lama setelah waktu Maghrib mencapai Sumatera, maka waktu adzan Isya telah dimulai di Sulawesi! Bila Muadzin di Indonesia mengumandangkan adzan Fajar, maka muadzin di Afrika mengumandangkan adzan untuk Isya.

Maa syaa Allah Laa quwwata Illa Billaah

Sumber = eramuslim.com

Wednesday, January 26, 2011

Tabarruk Imam Syafi’i Ziarah di Makam Imam Abu Hanifah

al Khathib al Baghdadi (w 463 H): Tabarruk Imam Syafi’i Ziarah di Makam Imam Abu Hanifah













Tarikh Baghdad
Karya al Imam al Hafizh Abu Bakr Ahmad bin Ali; yang lebih dikenal dengan al Khathib al Baghdadi (w 463 H)
Berikut ini adalah terjemahan yang di tandai:
— dengan sanadnya —- berkata: Aku mendengar Imam asy Syafi’i berkata: Sesungguhnya saya benar-benar melakukan tabarruk (mencari berkah) kepada Imam Abu Hanifah, aku mendatangi makamnya setiap hari untuk ziarah, jika ada suatu masalah yang menimpaku maka aku shalat dua raka’at dan aku mendatangi makam Imam Abu Hanifah, aku meminta kepada Allah agar terselesaikan urusanku di samping makam beliau, hingga tidak jauh setelah itu maka keinginanku telah dikabulkan”.
Disebutkan bahwa di sana (komplek makam Imam Abu Hanifah) terdapat makam salah seorang anak Sahabat Ali bin Abi Thalib, dan banyak orang menziarahinya untuk mendapatkan berkah di sana.
Imam Ibrahim al Harbi berkata: “Makam Imam Ma’ruf al Karkhi adalah obat yang mujarab”.
******************************
Dalam lembaran scan ke tiga disebutkan beberapa riwayat yang menyebutkan bahwa di komplek pemakaman tempat Imam Abu Hanifah dikuburkan (Kufah) terdapat salah salah seorang anak cucu dari Imam Ali bin Abi Thalib yang sering dijadikan tempat ziarah dan mencari berkah oleh orang-orang Islam.
*******************************
Lagi-lagi fakta ini menohok Wahabi yang mengatakan tawassul dengan orang yang sudah meninggal sebagai perbuatan syirik dan kufur. Anda tanya orang-orang Wahabi itu: Siapa di antara kalian yang berani mengkafirkan Imam Syafi’i???????????????????????????????
Mereka mati kutu ga punya jawaban…………..!!!!!
http://salafytobat.wordpress.com/2010/10/18/al-khathib-al-baghdadi-w-463-h-tabarruk-imam-syafii-ziarah-di-makam-imam-abu-hanifah/

Wednesday, January 19, 2011

Ketika Sufi Dianggap Musyrik, Justru Para Sufi Lebih Fasih Bicara Kemusyrikan

Ketika Sufi Dianggap Musyrik, Justru Para Sufi Lebih Fasih Bicara Kemusyrikan

Pemahaman yang dianut Salafy Wahabi itu memang aneh tapi nyata. Di mana-mana para aktivis Salafy Wahabi mengkampanyekan bahwa para sufi adalah kaum musyrik. Mereka menulis propaganda hitamnya itu di berbagai mass media, baik di dunia nyata maupun di jagad internet. Kampanye mereka yang gigih tersebut memang  membuahkan hasil gemilang. Sekarang ini semakin banyak anak-anak muda menjadi latah berteriak bahwa para sufi adalah musyrikin. Para pemuda korban penipuan gaya Salafy Wahabi itu tidak merasakan kalau diri mereka sudah kena tipu habis-habisan.
Sungguh kita merasa kasihan, makanya postingan ini kami persembahkan dengan segenap rasa cinta, semoga para korban kebohongan Salafy Wahabi itu segera menemukan dirinya telah terpedaya oleh propaganda hitam dan murahan. Bahkan sampai hari ini kampanye hitam tentang tasawuf dan para sufi masih terus menerus dikobarkan, seakan-akan mereka sudah benar-benar di atas kebenaran.
Tahukah anda bahwa para sufi itu ternyata lebih fasih dibanding kaum Wahabi ketika menjelaskan tentang seluk beluk kemusyrikan? Kami akan suguhkan fakta tentang penjelasan bermutu tinggi yang mengupas tuntas apa itu musyrik dan kemusyrikan. Penjelasan disampaikan oleh seorang Mursyid (guru pembimbing sufi) bernama KH. MUHAMMAD LUTHFI GHOZALI dari Semarang.
Berikut ini adalah penjelasan beliau dalam kajian sebuah kitab tasawuf Al-Hikam karya Syaikh Ibnu Atho’illah ( Abu Fadhil Ahmad bin Muhammad bin Abdul Karim bin Abdurrahman Ibnu Atho’illah ).  Tokoh Sufi dan ilmu tasawwuf  legendaris yang hidup  sezaman dengan Ibnu Taymiyah ini, bahkan diantara keduanya pernah “BERDEBAT” secara langsung di sebuah Masjid seusai Shalat Isa’. Insyaallah nanti akan kami posting  juga kisah perdebatan mereka yang pasti seru dan berhikmah,  sekaligus membuktikan bahwa para tokoh Sufi adalah orang-orang Shalih yang brilliant.
Sekarang mari kita ikuti penjelasan KH. MUHAMMAD LUTHFI GHOZALI tentang kemusyrikan dan atau ksyirikan yang juga merupakan penjelasan mendetail dan ecxelent….  
“Ngaji Kitab Al-HIKAM Karya Ibnu Atho’llah”
=============================================================

IMAN CAMPUR SYIRIK



Dijelaskan oleh: KH.  MUHAMMAD LUTHFI GHOZALI

كَمَا لاَيُحِبُّ العَمَلَ اْلمُشْتَرَكَ كَذَلِكَ لاَيُحِبُّ اْلقَلْبَ اْلمُشْتَرِكَ , العَمَلُ اْلمُشْتَرَكَ لاَيَقْبَلُهُ وَاْلقَلْبُ اْلمُشْتَرِكُ لاَيُقْبِلُ عَلَيْهِ

Seperti Allah tidak menyukai amal yang bersekutu, demikian pula Allah juga tidak menyukai hati yang syirik. Allah tidak menerima amal yang bersekutu, maka hati yang syirik tidak diterima di sisi-Nya.
Yang dimaksud ‘Amal Bersekutu’ dalam pembahasan ini adalah amal ibadah yang mengandung unsur syirik karena mempunyai banyak tujuan. Tujuan utamanya sebenarnya cuma dua, yakni dunia dan sekaligus akhirat. Dari dua dasar tujuan itu pelaksanaannya bisa berkembang kepada tujuan lain. Seperti contoh ada sekelompok orang mengadakan istighotsah masal misalnya, dengan istighotsah itu mereka beribadah dan berdo’a kepada Allah untuk keselamatan umat. Mereka memohon perlindungan kepadaNya agar terhindar dari fitnah, marabahaya, musibah dan lain-lain, baik di dunia maupun diakhirat.
Apabila tujuannya amal perbuatan itu benar-benar hanya untuk kepentingan umat, maka itu berarti istighotsah yang benar. Para pelaksana dan pengikutnya akan mendapatkan pahala dan ijabah dariNya. Namun sayangnya seringkali yang terjadi dalam fenomena tidak demikian. Istighotsah tersebut kebanyakan secara terang-terangan ditunggangi kepentingan pilitik. Mereka mengumpulkan para Kiai yang kharismatik agar umat mau berbondong-bondong datang dengan alasan untuk beribadah padahal tujuan utamanya untuk mendirikan partai politik baru atau paling tidak supaya orang mau memilih calon pejabat yang sudah mereka tetapkan. Amal perbuatan seperti itu disamping merupakan amal perbuatan yang tidak disukai Allah SWT, karena bercampur dengan syirik dan tidak akan diterima disisiNya, juga berarti, mereka itu mengadakan pembodohan publik. Para pelaksananya bahkan terjebak dalam perbuatan munafik, dalam arti luarnya baik tetapi dalamnya busuk.
Berbeda dengan keadaan orang-orang yang secara lahir pekerjaannya seakan-akan hanya mencari kehidupan duniawi. Siangnya bekerja baik di sawah, di pasar maupun di kantor bahkan sebagai tukang sampah sekalipun. Sambil berdo’a mereka bekerja keras untuk mencari karunia Allah di muka bumi. Malam harinya bertahajjud di hadapan Allah, disamping untuk bersyukur atas segala karunia, juga supaya apa yang sudah didapatkan mendapat keberkahan dan yang belum didapatkan akan mendapat kemudahan. Dengan pola hidup seperti itu, ternyata kemudian hidupnya benar-benar mendapatkan keberkahan. Selanjutnya, asal pemilikan duniawi yang diinginkan itu bukan menjadi tujuan yang utama, tetapi hanya dijadikan sebagai sarana untuk menyempurnakan kehidupan agamanya. Meskipun di dalam ibadah dan do’a itu terdapat dua tujuan, yakni mencari kenikmatan duniawi dan kenikmatan ukhrowi, namun itu hakekatnya hanya bertujuan satu yaitu kehidupan akhirat dan amal tersebut tidak termasuk yang dikatagorikan sebagai ‘amal bersekutu’.
Yang dimaksud amal bersekutu itu bisa jadi berupa amalan horizontal maupun fertikal. Amal fertikal itu seperti orang melaksanakan mujahadah, dzikir dan wirid-wirid yang diistiqomahkan pada setiap pagi dan petang. Amal tersebut yang mestinya dijadikan sarana oleh seorang hamba untuk mendekatkan diri kapada Allah supaya hatinya menjadi suci dan bersih. Melaksanakan tazkiyah secara ruhaniah supaya matahatinya cemerlang dan mendapatkan ma’rifatullah. Apabila amal utama itu dilakukan untuk tujuan duniawi, seperti untuk mencari harta karun ghaib yang diyakini adanya oleh sekelompok orang, atau supaya pelakunya menjadi orang sakti madraguna, atau supaya orang bisa mengobati orang sakit dengan itu dia mendapatkan sumber kehidupan. Apabila tujuan amal fertikal tersebut ujung-ujungnya urusan duniawi, meskipun amal yang dilakukan itu dengan membaca kalimat dzikir atau mendawamkan membaca asma’ul husna, amal tersebut bisa dikatagorikan sebagai amal bersekutu.
Demikian pula amalan horizontal, seperti shodaqoh dan zakat, apabila niatnya tidak semata-mata melaksanakan pengabdian yang hakiki kepada Allah, tetapi dicampuri tujuan riya’, berbangga-banggaan dan menyebut-nyebutnya hingga menyakiti hati orang yang menerima, amal seperti itu bisa dikatagorikan sebagai amal bersekutu. Shodaqoh dan zakat yang dicampuri tujuan riya’ dan menyakitkan hati itu tidak diterima disisi Allah. Allah menegaskan dengan firmanNya:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُبْطِلُوا صَدَقَاتِكُمْ بِالْمَنِّ وَالْأَذَى كَالَّذِي يُنْفِقُ مَالَهُ رِئَاءَ النَّاسِ وَلَا يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ

“Hai orang-orang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan sipenerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian”.(QS.al-Baqoroh(2)264)
Rasulullah SAW. menegaskan pula dalam sabdanya:

حَدِيثُ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ وَإِنَّمَا لِامْرِئٍ مَا نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيبُهَا أَوِ امْرَأَةٍ يَتَزَوَّجُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ

Diriwayatkan dari Sayidina Umar bin al-Khattab ra berkata: Rasulullah SAW. bersabda: “Sesungguhnya setiap amalan itu bergantung kepada niatnya. Sesungguhnya setiap orang itu akan mendapat sesuatu mengikut niatnya. Barangsiapa berhijrah kerana Allah dan RasulNya, maka Hijrahnya itu kerana Allah dan RasulNya. Barangsiapa yang berhijrah untuk mendapatkan dunia dia akan mendapatkannya atau kerana seorang perempuan yang ingin dikahwininya maka hijrahnya itu mengikut apa yang diniatkannya (HR.Bukhori, Muslim, Tirmidzi, Nasa’ie, Abu Daud, Ibnu Majah dan Ahmad Ibnu Hambal)
Jika amal yang bercampur syirik saja tidak diterima di sisi Allah, terlebih lagi hati yang syirik, karena ‘hati’ merupakan satu-satunya alat komunikasi antara seorang hamba dengan Tuhannya. Orang yang hatinya syirik itu akan hidup terasing, do’anya tidak dikabulkan, pintu munajatnya tertutup. Dia lebih rentan terjebak dalam perbuatan munafik sehingga terputus dari rahmat, petunjuk dan pertolongan Allah yang akhirnya berakibat hidupnya menjadi terkucil. Allah menggambarkan keadaan itu dengan firmanNya:

وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَكَأَنَّمَا خَرَّ مِنَ السَّمَاءِ فَتَخْطَفُهُ الطَّيْرُ أَوْ تَهْوِي بِهِ الرِّيحُ فِي مَكَانٍ سَحِيقٍ

“Barangsiapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka adalah ia seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh”.(QS.al-Hajj(22)31)
Orang yang hatinya ada penyakit syirik itu sesungguhnya juga adalah orang beriman, dalam arti percaya kepada Allah dan rasulNya, namun dalam hatinya terkadang terjangkit harap dan takut kepada selain Allah. Imannya yang lemah tidak mampu menjawab kenyataan hidup yang terkadang memang suka datang menghimpit perasaan. Semisal ketika sedang dihadapkan keadaan yang mengancam, maka hatinya segera menoleh kepada selain Allah untuk mencari perlindungan dan keselamatan. Padahal orang beriman tidak boleh berharap dan takut kepada selain Allah, karena mereka percaya bahwa tidak ada yang mempunyai kekuatan kecuali hanya Allah Ta’ala. Tidak ada yang dapat menghidupkan dan yang mematikan kecuali hanya Allah Ta’ala.
Orang beriman tidak boleh menyandarkan harapan hidup kecuali hanya kepada Allah. Tidak boleh memohon pertolongan maupun perlindungan kecuali hanya kepada Allah. Tidak boleh takut terkena marabahaya baik di dunia maupun di akhirat kecuali hanya kepada Allah. Apabila hal tersebut dilakukan padahal dia itu orang yang mengerjakan sholat, puasa Ramadhan dan kuwajiban-kuwajiban yang lain, maka itu merupakan pertanda dalam hatinya masih ada penyakit syirik.
Orang mendapat keberhasilan hidup misalnya. Dia berhasil menggapai keberuntungan yang diharapkan, namun kemudian merasa bahwa keberhasilan itu hanya disebabkan ilmu pengetahuan dan kemampuannya yang prima. Hanya karena telah melaksanakan infestasi yang benar hingga mendapatkan keuntungan besar. Hanya karena keahliannya dalam menghadapi tantangan dan rintangan sehingga mendapatkan keberhasilan. Dia tidak pernah mengakui bahwa segala keberhasilan itu sejatinya datang semata anugerah Allah kepadanya. Orang seperti itu berarti telah berbuat syirik, bahkan itulah hekakatnya syirik. Karena telah menyejajarkan dirinya dengan Allah Ta’ala. Dalam arti mengakui hak Rububiyah Allah Ta’ala sebagai hak pribadinya. Allah memberikan contoh tentang syirik ini dengan firman-Nya:

فَإِذَا رَكِبُوا فِي الْفُلْكِ دَعَوُا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ فَلَمَّا نَجَّاهُمْ إِلَى الْبَرِّ إِذَا هُمْ يُشْرِكُونَ – العنكبوت:29/65

Maka apabila mereka naik kapal mereka berdo`a kepada Allah dengan memurnikan keta`atan kepada-Nya; maka tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai ke darat, tiba-tiba mereka (kembali) menyekutukan (Allah). QS:29/25.
Penumpang kapal itu disebut berbuat syirik, hal itu disebabkan, karena ketika mereka diselamatkan dari badai laut, namun begitu sampai di darat, saat itu juga mereka ingat hanya angin topan yang berbelok arah, bukan Allah yang telah menyelamatkan mereka dengan membelokkan arah angin topan. Mereka berkata: “Untung angin itu berbelok kekanan seandainya terus pasti kita semua akan binasa”. Pernyataan seperti itu menggambarkan adanya syirik dalam hati mereka. Dalam arti menyekutukan Allah Ta’ala dengan angin topan dalam dua hal, angin topan itu mampu menghidupkan dan mematikan seseorang. Padahal sebelum itu mereka tidak pernah berdo’a kepada angin topan, tetapi kepada Allah Ta’ala.
Orang berdoa’ kepada Allah Ta’ala supaya mendapatkan rizki yang baik. Ketika Allah mengabulkan do’a-do’anya dan dia mendapatkan rizki yang diharapkan itu, tentunya datangnya rizki itu pasti melalui proses hukum sebab akibat sebagaimana lazimnya kejadian di dunia, namun dia menganggap hanya terjadi dari sebab usahanya sendiri, dan berkata: “Seandainya saya tidak bersekolah tinggi dan tidak berusaha maka mana mungkin saya mendapatkan rizki yang baik ini”. Yang demikian itu juga disebut syirik, bahkan bisa dikatakan mengaku sebagai tuhan karena telah menyamakan Allah dengan dirinya sendiri.
Walhasil, orang yang hatinya syirik itu bukan hanya orang-orang yang suka bepergian jauh untuk mencari kuburan-kuburan keramat kemudian minta berkah kepada kuburan. Mencari dukun-dukun sakti untuk memesan jimat bertuah supaya hidupnya mendapat keselamatan. Orang yang dalam hatinya ada unsur syirik itu justru kebanyakannya malah tinggal diam di rumah. Mereka mengerjakan sholat dan puasa tetapi hatinya menganggap dirinya sebagai tuhan, karena merasa hanya ilmu pengetahuan dan usahanya saja yang telah menjadi sebab dia menjadi orang sukses dan mendapat kemuliaan. Di depan orang banyak bibirnya selalu mengucap¬kan kalimat syukur, tetapi saat berangan-angan sendiri hatinya dipenuhi kecongkaan atas keberhasilan hidup yang dirasakan itu. Itulah pertanda hati yang syirik, selama penyakit hati yang kronis itu belum mampu dibersihkan, maka sampai kapanpun do’a-do’anya tidak mendapatkan ijabah dariNya.
Summber:   (malfiali, 2011) 
http://ummatiummati.wordpress.com/2011/01/18/ketika-sufi-dianggap-musyrik-justru-para-sufi-lebih-fasih-bicara-kemusyrikan/